{[["☆","★"]]}
Puisi Cinta - Puisi masih menjadi daya tarik tersendiri dunia persastraan, selain karena panjangnya yang tak sepanjang cerpen atau bahkan novel, bahasa-bahasa dan tema-tema tertentu sering kali membuat puisi lebih digemari. Salah satu tema yang paling bnayak diminati adalah tentang cinta. Cinta memang tema yang cukup kompleks, tetapi faktanya kompleksitas cinta justru muncul karena banyaknya karya yang dipublikasikan. Puisi cinta adalah salah satu cara mengungkapkan cinta yang paling sering digunakan, terutama oleh kawula muda. Puisi cinta hasil karya sendiri maupun orang lain sering digunakan untuk menarik hati sang pujaan.
MELUKIS CINTA
Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Mengguratkan sejuta warna
yang bisa membuatmu indah..
Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Seperti notasi mimpi kupu-kupu
bersayap biru,
Terbang bersama menuju negeri pelangi..
Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Mengisyaratkan lelahku di jalan resah!
BIDADARI TANPA SAYAP
Kelembutan hatinya membuatku terpana. . .
Melihat kehindahan Rembulan,
Sama seperti melihat keindahan wajahnya.
Sungguh kuat dia menghadapi ini semua. . .
Menghadapi keaadaannya yg begitu nyata.
Merasakan penderitaannya sendirian.
Dan mengukur penderitaan diatas mimpi . . .
Walau dia hanya Bidadari tanpa sayap,
Tapi kelembutan hatinyalah yang membuatku merasa seperti.....
Berada di atas awan.
Diantara Tangisku
Semenjak ku mengenal dirimu
Hatiku seakan cair!
Bagai bongkahan es yang dulunya membatu
Seketika cair oleh cahaya matahari yang dahsyat namun sangat lembut
Setiap guratan sedih diwajahku
Kau ubah menjadi sebuah kesabaran dan keceriahan
Tangis dan duka di wajahku
Kau usap dengan lembutnya belaian tanganmu
Ternyata, tanpa kusadari
Dirimu juga ikut menangis di balik usapan air mataku
Di antara tangisku kau teduhkan perasaanku
Dengan kecupan saying dikeningku
Seakan tak ingin ku tahubahwa dirimu juga bersedih
Kau bohongi gurat wajahmu dengan senyuman
Namun, di antara peran kebohongan yang kau lakukan
Jiwamu tak ingin ikut berbohong
Sampai ku merasakan apa yang juga kau rasakan!
Di antaa tangtisku, kau panjatkan do’a padaNya
Demi kebahagiaanku. Dan
Di antara tangisku kau selalu berikanku
Harapan baru nan lebih indah dari sebuah mimpi
Teraniaya Dalam Luasnya Introspeksi
Berdiri di antara tembok abstrak
Mata tersilet akan silaunya sinar di depan
Asap-asap kejam dari perut asbak
Memasuki celah imajinasi yang masih perawan
Tak ada gairah, memaksaku terjebak
Siluet ini mengikuti dari belakang
Dalam keluasan ini aku tersesak
Akan kebencian sejuta warna yang mengangkang
Kusutnya tali untuk mengikat sepatu emosi
Sulit rasanya sekarang untuk bermain
Dengan telanjang, melukis dan menari
Bias dari sinar fana maha gila, aku tak ingin
Aku benci di antara, aku benci kebijaksanaan ini
Aku benci udara, aku benci bunga!, aku benci hijau
Dengan merdeka, aku teraniaya dalam luasnya introspeksi
Debu-debu kristal menggentayangi dengan sendu-malu
Ruang dan waktu berhenti, tak ada yang ku temui
Menjadi Kenangan
Ku coba menyayangimu lagi
Ku coba mencintaimu lagi
Ku coba mengerti dirimu lagi
Namun pahit ku rasa
Cucur air mata ku dapat
Tak ada lagi tawa canda seperti dulu
Tak ada lagi manis dan kenyamanan
Kini kau berubah
Sosokmu yang kukenal dulu
Kini hanya tinggal bayang-bayang
Kini telah menjadi kenangan